Saham AS menguat; knowledge gaji yang kuat mengekang ekspektasi penurunan suku bunga Oleh Making an investment.com

Sedang Trending 6 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Making an investment.com– Saham-saham AS menguat pada hari Jumat, rebound setelah tindakan jual di sesi sebelumnya apalagi setelah rilis pertumbuhan lapangan kerja nan lebih kuat dari perkiraan pada bulan Maret, berpotensi merugikan kemungkinan penurunan suku kembang Federal Reserve lebih awal.

Pada pukul 09:35 ET (13:35 GMT), naik 45 poin, alias 0,1%, naik 18 poin, alias 0,4%, dan naik 60 poin, alias 0,4%.

Terlepas dari kenaikan ini, indeks-indeks utama Wall Side road tetap berada di jalur penurunan mingguan nan tajam pada hari Kamis–dengan Dow mencatat keahlian mingguan terburuknya sejak Maret 2023–dihantam oleh campuran meningkatnya ketegangan geopolitik–khususnya antara Israel dan Iran –serta komentar hawkish dari pejabat Federal Reserve.

Nonfarm payrolls tumbuh lebih dari perkiraan pada bulan Maret

Knowledge nan dirilis Jumat sebelumnya menunjukkan peningkatan 303.000 pekerjaan di bulan Maret, lebih besar dari perkiraan kenaikan 212.000.

Tingkat pengangguran mencapai 3,8%, turun dari 3,9% pada bulan sebelumnya, sementara pendapatan rata-rata naik 0,3% setiap bulan, sesuai dengan ekspektasi.

Inflasi dan kekuatan pasar tenaga kerja adalah dua pertimbangan terbesar bagi The Fed dalam memangkas suku bunga, dan tanda-tanda penurunan suku kembang bakal memberikan financial institution sentral lebih banyak dorongan untuk menurunkan suku kembang lebih awal.

Namun, nomor nonfarm payrolls secara konsisten menunjukkan kenaikan dalam beberapa bulan terakhir, menunjukkan bahwa pasar tenaga kerja AS tetap kuat.

bakal jatuh pace minggu depan, dan kemungkinan bakal memberikan lebih banyak petunjuk mengenai jalur suku bunga.

Para pejabat The Fed bersikap hawkish

Sejumlah pejabat Fed telah memperingatkan minggu ini bahwa inflasi nan tinggi berpotensi menunda rencana financial institution untuk menurunkan suku bunga.

Presiden Fed Minneapolis mengatakan pada hari Kamis bahwa inflasi nan tinggi apalagi dapat menyebabkan The Fed tidak menurunkan suku kembang sama sekali pada tahun 2024.

Komentar Kashkari, nan muncul pada akhir sesi Kamis, memicu kemunduran tajam di Wall Side road.

Sebelumnya pada hari Kamis, Presiden Fed Richmond memperingatkan bahwa financial institution sentral mempunyai lebih banyak ruang untuk mempertahankan suku kembang tetap stabil sembari mengukur kemajuan terhadap inflasi.

Redundansi di Apple

Dalam buletin perusahaan, saham Apple (NASDAQ:) naik 0,4% setelah kreator iPhone mengumumkan bakal memberhentikan lebih dari 600 pekerja di California, kehilangan pekerjaan besar pertama sejak pandemi.

Saham Johnson & Johnson (NYSE:) turun 0,5% setelah raksasa obat itu mengumumkan bakal membeli kreator peralatan medis Medis Gelombang Kejut (NASDAQ :), naik 1,6%, dalam kesepakatan $12,5 miliar.

Saham HubSpot (NYSE 🙂 naik 4% setelah Reuters melaporkan bahwa pemilik Google Alphabet (NASDAQ 🙂 telah berbincang dengan penasihatnya tentang kemungkinan membikin penawaran untuk perusahaan perangkat lunak pemasaran on-line dengan nilai pasar $35 miliar.

Harga minyak mentah melonjak ke stage tertinggi dalam lima bulan

Harga minyak naik tipis, naik ke stage tertinggi dalam lima bulan lantaran memburuknya ketegangan geopolitik di Timur Tengah nan meningkatkan kekhawatiran bakal pengetatan pasokan.

Pada pukul 09:35 ET, minyak mentah berjangka AS diperdagangkan 0,5% lebih tinggi pada $87,03 in line with barel, sedangkan perjanjian Brent naik 0,7% menjadi $91,24 in line with barel.

Kedua benchmark tersebut telah naik ke stage tertinggi sejak Oktober, dan diperkirakan bakal mencatat kenaikan lebih dari 2% pada minggu ini, naik untuk minggu kedua berturut-turut.

Iran, produsen OPEC terbesar ketiga, telah berjanji bakal membalas dendam terhadap Israel atas serangan terhadap kedutaan Iran di Suriah pada hari Senin, dan Israel telah berjanji untuk mempertahankan diri.

Pecahnya perang nan lebih luas di Timur Tengah berpotensi menyebabkan lebih banyak gangguan pasokan minyak, dan dapat semakin memperketat pasar dalam beberapa bulan mendatang.

Perkiraan pasar nan ketat diperkuat oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya nan mempertahankan laju pengurangan produksi pada minggu ini, sementara serangan pesawat tak berawak Ukraina nan sedang berjalan terhadap kilang-kilang di Rusia mungkin telah mengganggu lebih dari 15% kapabilitas Rusia, kata seorang pejabat NATO pada hari Rabu. Kamis.

Meskipun prospek pasar nan lebih ketat diimbangi oleh knowledge nan menunjukkan produksi AS tetap pada rekor tertinggi pada minggu lalu, penurunan persediaan bensin AS nan lebih besar dari perkiraan mengindikasikan bahwa permintaan di konsumen bahan bakar terbesar di bumi juga meningkat.

(Ambar Warrick berkontribusi pada tulisan ini.)

Selengkapnya
Sumber Kabar SekitarKita
Kabar SekitarKita