ARTICLE AD BOX
Oleh Anant Chandak
BENGALURU (Reuters) – Financial institution sentral Selandia Baru bakal mempertahankan suku kembang utamanya tidak berubah untuk pertemuan keenam berturut-turut pada hari Rabu dan menunggu hingga kuartal ketiga sebelum memangkasnya, seiring financial institution tersebut menavigasi antara inflasi nan tetap meningkat dan resesi, menurut jajak pendapat Reuters.
Meskipun perkiraan Reserve Financial institution of New Zealand (RBNZ) sendiri menunjukkan bahwa inflasi berada di jalur nan tepat untuk mencapai goal 1%-3% pada kuartal berikutnya, waktu nan tepat bagi kreator kebijakan untuk mulai menurunkan suku kembang tetap berada di ujung tanduk.
Dengan kenaikan suku kembang nan garang sebesar 525 foundation poin dari Oktober 2021 hingga Mei 2023 nan telah membawa perekonomian ke dalam resesi double-dip, financial institution sentral tidak mempunyai ruang untuk meningkatkan suku kembang guna mengatasi lonjakan inflasi.
Sebanyak 29 ahli ekonomi dalam jajak pendapat nan dilakukan pada 28 Maret-4 April memperkirakan RBNZ bakal mempertahankan suku kembang resmi (OCR) tidak berubah di 5,50% pada 10 April.
Meskipun sedikit lebih dari setengahnya – 15 dari 29 responden – memperkirakan penurunan suku kembang pertama bakal terjadi pada akhir kuartal ketiga, termasuk satu orang nan memperkirakan perihal tersebut bakal terjadi pada kuartal ini, 14 responden lainnya memperkirakan suku kembang bakal tetap tidak berubah hingga kuartal keempat alias Nanti.
“Kami memperkirakan knowledge (inflasi) kuartal kedua, nan bakal dirilis pada pertengahan bulan Juli, bakal memberikan kepercayaan nan cukup kepada komite bahwa mereka telah melakukan tugasnya. Karena akibat inflasi terus menurun, kami memperkirakan Financial institution Dunia bakal mulai menurunkan suku kembang pada bulan Agustus,” kata Abhijit Surya. seorang ahli ekonomi di Capital Economics.
“Kami lebih percaya dari sebelumnya bahwa pergerakan RBNZ selanjutnya bakal mengarah ke bawah, bukan ke atas.”
Semua financial institution lokal besar memperkirakan pemotongan suku kembang pertama lebih lambat dari konsensus jajak pendapat dan ekspektasi pasar, dengan langkah paling awal terlihat oleh Financial institution of New Zealand, ASB Financial institution, dan Kiwibank pada kuartal keempat, diikuti oleh Westpac pada kuartal pertama tahun 2025.
ANZ memperkirakan pemotongan pertama bakal dilakukan pada kuartal kedua tahun 2025.
Di antara ahli ekonomi nan menjawab pertanyaan tambahan, lebih dari setengahnya – 12 dari 23 – mengatakan penurunan suku kembang pertama bakal dilakukan pada bulan Agustus, sejalan dengan ekspektasi pasar.
Satu responden memperkirakan perihal tersebut bakal terjadi pada bulan Mei dan tujuh responden memperkirakan bakal terjadi pada kuartal keempat. Tiga sisanya mengatakan pelonggaran bakal dimulai pada tahun 2025.
Proyeksi RBNZ sendiri menunjukkan penurunan suku kembang pertama bakal terjadi pada tahun depan. Financial institution sentral mengatakan pihaknya perlu mempertahankan kebijakan nan ketat selama beberapa waktu untuk memastikan ekspektasi inflasi kembali tertahan sepenuhnya.
Perkiraan median menunjukkan tingkat suku kembang turun 50 foundation poin menjadi 5,00% pada akhir tahun ini. Federal Reserve AS diperkirakan bakal menurunkan suku kembang kebijakan utamanya sebesar 75 foundation poin.
“Inflasi telah turun jauh lebih sigap (di AS) dibandingkan di sini… itu menjelaskan argumen kenapa Reserve Financial institution lebih berhati-hati dalam membicarakan penurunan suku kembang dibandingkan Federal Reserve AS,” kata Kelly Eckhold, kepala ahli ekonomi di Westpac.
Implikasinya adalah jika suku kembang Selandia Baru memperkuat lebih lama dibandingkan suku kembang Amerika Serikat, maka ada potensi penguatan nilai tukar dolar Selandia Baru.
2024-04-05 10:03:16
www.making an investment.com