ARTICLE AD BOX
Catatan Editor: Ini adalah bagian dari bagian Opini YourTango di mana masing-masing penulis dapat memberikan beragam perspektif untuk komentar politik, sosial, dan pribadi nan luas mengenai suatu isu.
Saya mau berbagi situasi nan baru-baru ini secara tragis menggagalkan hubungan pengguna saya nan mulai berkembang. Masalahnya adalah dia tidak mengerti ketika pacarnya “sepertinya” memilih untuk menonton pertandingan sepak bola daripada datang ke rumahnya untuk makan malam. Sekarang sebelum Anda mengambil keputusan sigap tentang apa maksudnya, izinkan saya menjelaskan lebih lanjut. Begini nadanya: Klien saya berasal dari San Francisco dan belum lama ini, tim kotanya bermain di Primary League Baseball International Collection. Olah raga bukanlah masalahnya; itu adalah hubungan seorang laki-laki dengan tim pilihannya. Ketika tim Anda maju ke puncak kejuaraan dunia, itu adalah masalah besar. Beberapa laki-laki (dan juga wanita) menjalani seluruh hidup mereka dan tidak pernah mendapat kesempatan menjadi tuan rumah alias menghadiri pertandingan kejuaraan nan menjadi sorotan.
Singkat cerita, pada hari pertandingan, pengguna saya merencanakan makan malam di rumahnya sehingga dia bisa mendapatkan kejelasan tentang “ke mana arah hubungan mereka”. (Ngomong-ngomong, pada saat itu, itu terlalu sigap dan itu hanya buahpikiran nan buruk… tapi saya ngelantur). Pada titik ini, saya mendapat electronic mail krusial lantaran laki-laki barunya baru saja “menelepon audiensi” dan mengusulkan agar mereka berkumpul dan menonton pertandingan besar di pub olahraga lokal. Klien saya bukan fans olahraga jadi dia memutuskan bahwa dia kudu “merasakan” bakal ada percakapan nan mungkin tidak nyaman sehingga seluruh permainan adalah tipu muslihat untuk menghindari “pembicaraan”. Aku berjanji saya tidak mengada-ada; berbincang tentang ayunan-dan-a-miss. Saya kudu menyela dengan cepat. Ayo lakukan pemutaran ulang instan agar kita dapat melakukan panggilan nan benar.
TERKAIT: 8 Hal Penting nan Harus Diketahui Setiap Wanita Tentang Pria
Apa nan terjadi di sini? Dengan memaksakan pola pikir femininnya pada kencan maskulinnya, dia apalagi tidak bisa membaca situasi dengan benar. Laki-laki bukanlah wanita nan berbulu. Banyak dari mereka mengarungi bumi dengan logika dan nalar. Sebaliknya, daya feminin dikendalikan oleh emosi. Ditambah lagi, pengguna saya terpaku pada realita bahwa dia tahu dia punya TV di rumahnya, jadi kenapa pergi ke pub? Dia tidak mungkin lagi “meleset” jika dia mencobanya, jadi saya kudu membantunya memahami hubungan mendalam beberapa laki-laki dengan olahraga pada tingkat nan lebih dalam. Seperti nan dikatakan oleh Albert Einstein nan terkenal, “Anda tidak bakal pernah menyelesaikan suatu masalah dengan tingkat pemikiran nan menyebabkan masalah tersebut.”
Ada apa dengan laki-laki dan olahraga? Perempuan tidak selalu sepenuhnya memahami pentingnya hubungan laki-laki dengan olahraga lantaran perihal tersebut sangat erat kaitannya dengan identitas dan pandangan bumi mereka. Terkait identitas seorang pria, krusial untuk dipahami bahwa “identitas” adalah kekuatan terkuat dalam kepribadian manusia lantaran orang kudu tetap konsisten dengan kepercayaan mereka nan terdalam. Pandangan bumi manusia sangat erat kaitannya dengan pendapat tentang kejuaraan dan dominasi. Ketika berbincang tentang olahraga sebagai pelampiasan maskulin, ada argumen kenapa laki-laki tertarik pada pagelaran kekuatan nan luar biasa… prestasi ketangkasan nan luar biasa… alias pagelaran kehebatan atletik nan luar biasa.
Itu lantaran ada hubungan nan mengakar dengan gimana dia mau memandang dirinya sendiri. Dia mau melangkah ke “piring” metaforis dan menjadi pahlawan dengan memenangkan permainan. Sebagai apresiasi mereka terhadap ikon olahraga nyata lainnya, mereka dapat mewujudkan kemauan mereka untuk dipandang sebagai pahlawan. Jangan salah: di dalam hati setiap anak mini terdapat bibit seorang laki-laki nan mau dilihat sebagai pahlawan alias juara—bahkan mungkin juara ANDA. Saat Anda belajar memandang pahlawan dalam dirinya, Anda bakal melihatnya dipajang. Mari kita mengambil waktu rehat dan melangkah lebih dalam.
TERKAIT: 5 Hal nan Tidak Akan Pernah Dilakukan Istri Baik Terhadap Pria nan Dicintainya
Saya baru mulai menyentuh faedah psikologis dari hubungan laki-laki dengan olahraga… tapi tetap banyak lagi. Mengajak kota alias tim Anda bersaing dalam pertandingan besar menawarkan “pantulan kejayaan” bagi siapa pun nan terhubung. Selain relevansi sosial dan kebanggaan masyarakat, ada juga “mata duit pendingin” nan dikaitkan dengan siapa pun nan “Senin pagi quarterback” permainan dengan membedahnya secara mendalam, apakah itu strategi nan dipertanyakan oleh pembimbing alias manajer, panggilan jelek dari ofisial, alias penampilan pemain bintang dalam situasi sulit. Dengan membagikan pendapat alias perspektif pandangnya, seorang laki-laki tidak hanya dapat menunjukkan wawasan, kecerdasan, dan minatnya, namun dia juga dapat mengungkapkan siapa dirinya dan apa nan dia perjuangkan… nan membawa kita kembali ke persoalan identitas secara utuh lagi.
Bahkan jangan mulai dengan saya tentang faedah nyata dari “hak menyombongkan diri” nan menjelaskan kenapa semua orang ikut-ikutan ketika tim tuan rumah tampil baik. Ini kembali ke pola pikir “kesuksesan mempunyai banyak ayah, tetapi kegagalan adalah anak yatim piatu”. Mudah-mudahan, saat ini Anda mulai mengerti kenapa begitu banyak laki-laki nan begitu mencintai olahraga. Ini berakar kuat pada jiwa maskulin dan merupakan penghubung mendasar dalam ikatan laki-laki dan ritualnya. Olahraga adalah jenis simulasi pertempuran dan ekspresi hidup nan lebih kondusif dan “kematian mendadak”.
Bagaimana dengan metafora nan kuat? Ngomong-ngomong, ada satu faedah lagi nan mau saya jelaskan: Bagaimana jika Anda baru saja memenangkan permainan? Kabar baiknya adalah saya sukses menemui pengguna saya tepat waktu dan menghentikannya dari upaya general – dan mungkin deadly – menyabotase hubungan nan tetap melangkah sangat baik hingga hari ini. nan betul adalah pacarnya tidak tahu bahwa dia sedang merencanakan salah satu percakapan “kita kudu bicara” nan sangat keliru. Dia mengundangnya untuk menonton pertandingan lantaran dia secara simbolis menyambutnya ke dunianya.
TERKAIT: 11 Hal nan Tidak Akan Pernah Diminta Wanita Kuat untuk Dilakukan Pria
Cerita Terkait Dari YourTango:
Dia juga mau memperkenalkannya pada sahabatnya di malam nan sama. Tidak mengherankan, dia memandang perihal itu sebagai strategi “menghindari” lainnya, padahal sebenarnya itu adalah pendalaman dan penggabungan lebih jauh bumi mereka dengan wanita nan betul-betul dia sukai dan hormati. Ditambah lagi laki-laki ini adalah seorang ayah tunggal dan itu adalah satu-satunya malam keluarnya, nan membuatnya menjadi masalah nan lebih besar. Seperti nan saya katakan, pengguna saya dan pacarnya tetap berbareng dan baik-baik saja. Itu lantaran saya membantunya berakhir menghakimi dia atas apa nan salah dan konsentrasi pada apa nan benar. Saya membantunya menyadari bahwa dia dapat menyukai olahraganya — dan dia.
Saya membantunya berakhir mencoba memaksakan pilihan nan salah antara dia dan timnya. Saya membantunya berakhir berupaya mengubahnya dan hanya mencintainya apa adanya dan menikmati waktu mereka bersama, apa pun nan mereka lakukan. Dengar, saya tidak mengatakan Anda kudu menyukai olahraga jika tidak, tetapi Anda kudu tahu ini: Jika Anda setidaknya bisa berakhir membikin kesalahan dan merasa bahwa Andalah nan kudu bersaing dengan timnya, Anda mungkin hanya jatuh cinta dengan laki-laki dan timnya. Dan sebagai imbalannya: dia mungkin memutuskan bahwa Anda adalah pemenang nan dia inginkan di timnya secara permanen. Bukankah itu kemenangan nan Anda kejar sejak awal?
TERKAIT: 4 Hal nan Dia Butuhkan Dari Anda Jika Anda Ingin Menjadikannya Berhasil
Dave Elliott adalah pembimbing hubungan, ahli perilaku manusia, dan penulis Formula Tangkap Pertandingan Anda. Dia telah muncul di beragam media dan publikasi, termasuk eHarmony, PopSugar, Latina, Psych Central, dan Fox Information, dan banyak lainnya.