Jenis Movie Yang Menghancurkan Hubungan Menurut Penelitian | Dave Elliott

Sedang Trending 5 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Menurut sebuah penelitian tahun 2018, para peneliti di Universitas Michigan melakukan survei nan dirancang untuk menguji gimana aktivitas nan kita tonton di TV, khususnya komedi situasi, komedi romantis, dan aktivitas kencan berbasis realitas memengaruhi (atau apakah itu memengaruhi?) pandangan kita tentang cinta. Berdasarkan hasil penelitian, mereka menemukan bahwa orang-orang nan menonton komedi situasi jauh lebih sinis dalam perihal pandangan mereka tentang cinta dan romansa. Meskipun perihal ini mungkin baru bagi sebagian orang, menurut saya perihal itu sepenuhnya dapat diprediksi, dan inilah alasannya.

Berikut 6 argumen komedi romantis merusak hubungan:

1. Perhatikan niatnya

Penulis dan produser aktivitas TV komedi situasional berada di bawah tekanan besar untuk mendapatkan penonton dengan sigap alias mencari “pekerjaan nyata”. Itu lantaran aktivitas intermezo seperti itu Idola amerika, Amerika mencari BakatDan Suara seringkali jauh lebih murah untuk dibuat dan diproduksi dan jauh lebih mudah untuk menarik penonton di bumi dengan “rentang perhatian nan pendek” saat ini. Itu sebabnya ketakutan dan rasa tidak kondusif Anda nan paling dalam adalah lahan subur untuk menarik perhatian Anda, baik itu aktivitas TV komedi, fact TV, alias apalagi peristiwa nyata nan menjadi buletin utama hari ini. Lagi pula, menurut Anda gimana “Jika berdarah, dia mengarah” menjadi pepatah umum di kalangan jurnalis? Sederhananya, media tahu bahwa mereka mempunyai kesempatan nan lebih besar untuk sukses menarik perhatian Anda jika mereka memberikan kembali ketakutan terburuk Anda kepada Anda, namun apa hasilnya bagi Anda, “konsumen” sampah berbisa ini? makanan untuk pikiran?

TERKAIT: 15 Perbedaan Cinta Sejati dengan Movie, Menurut Pria

2. Seni meniru kehidupan, alias sebaliknya?

Anda dapat dengan mudah menyatakan bahwa televisi lebih mempengaruhi budaya daripada budaya mempengaruhi televisi, namun pada dasarnya orang-orang mencari bukti nan mereka inginkan nan memvalidasi pandangan bumi nan mereka inginkan. Demikian pula, tidaklah berlebihan untuk mengatakan bahwa meningkatnya kehadiran dan visibilitas karakter homosexual di aktivitas televisi dan apalagi bintang seperti Ellen DeGeneres nan tampil di depan umum setidaknya sangat membantu mempengaruhi opini publik ketika menyangkut masalah kehidupan nyata seperti undang-undang pernikahan sesama jenis. Sederhananya, apa nan kita lihat di televisi secara perlahan dan kondusif melewati “filter out” kita dan mempengaruhi “style dunia” kita. Hal ini mengangkat isu-isu terkini dan seiring berjalannya waktu, info dan pengalaman baru ini bakal “dinormalisasi” lantaran sudah acquainted dan mempunyai akibat nan nyata dan dapat dibuktikan pada “opini publik”.

3. Apa salahnya aktivitas TV sederhana?

Mungkin salah satu argumen kenapa penonton sinetron biasa menjadi begitu letih dalam perihal cinta dan romansa adalah lantaran penggunaan “the Giant O” nan menonjol dan meluas. Tidak, saya tidak membicarakan perihal itu. Saya sedang berbincang tentang objektifikasi. Pada dasarnya itulah nan terjadi ketika kita menghilangkan karakter manusia nan membikin seseorang disukai dan menguranginya menjadi karikatur satu dimensi. Anda mempunyai waktu sekitar 23 menit untuk “terikat” dengan karakter setelah Anda meluangkan waktu untuk iklan dalam pagelaran berdurasi 30 menit sehingga tidak ada waktu untuk kerumitan. Itu sebabnya Anda mendapatkan karakter komedian nan terlalu disederhanakan nan mudah diejek dan menjadi “samsak tinju”. Ayah nan tidak kompeten? Istri alias ibu mertua nan cerewet? Bimbo pirang tolol itu? Tetangga nan konyol? Ada argumen kenapa perihal ini tampak begitu acquainted – tetapi ada satu karakter nan terlalu mudah untuk dicerca.

TERKAIT: Mengapa Konsep 'The One' Itu Idealis, Omong kosong Rom-Com

4. Guy-bashing disamarkan sebagai hiburan

Salah satu sasaran obyektifikasi nan paling terkenal adalah sosok laki-laki kepala rumah tangga. Setiap malam di TV prime-time, kita disuguhi ayah kikuk lainnya dengan seorang istri nan jelas-jelas “di luar jangkauannya” dalam perihal kecantikan, kecerdasan, dan olok-olok jenaka. Apakah mengherankan kenapa wanita mendapatkan pesan lembut bahwa mereka mungkin kudu “menetap” ketika memilih pasangan? Berapa kali kita memandang anak nan bijak alias istri nan “lebih unggul secara intelektual” merendahkan, menghina, alias mengejek sosok suami alias ayah nan malang namun tidak rawan di TV? Ironisnya, perihal ini sering terjadi lantaran “aman” untuk mencerca orang nan dianggap berkuasa. Menghina seorang wanita alias anak-anak dan Anda bakal dianggap misoginis alias penindas; kejar laki-laki itu dan itu lucu. Namun, tindakan man-bashing institusional nan berkali-kali ini mempunyai akibat jelek jika sudah menjadi perihal nan lumrah, dan perihal ini secara ajaib menyelinap ke dalam alam bawah sadar Anda, pertama, dan kedua, ke dalam budaya kita. Lagi pula, gimana Anda merasa nyaman tunduk pada penilaian orang tolol baik hati nan berulang kali menjadi sasaran lelucon Anda nan mengejek kepintaran dan kompetensinya?

TERKAIT: Kisah Cinta Tertinggi Diceritakan Melalui Sains, Bukan Di Movie

5. Jangan biarkan saya mulai berkencan dengan aktivitas “realitas”.

Sebagai pembimbing hubungan, saya tidak sanggup menonton aktivitas seperti itu Sarjana dan bibit kejahatannya. Itu lantaran sebagian besar tugas saya adalah membantu wanita nan pandai dan sukses memahami laki-laki sehingga mereka bisa mengeluarkan sisi terbaiknya daripada menderita lantaran perihal terburuk nan diakibatkannya. Acara-acara ini tidak menghibur jika dibuat dengan tujuan menghasilkan kelangkaan, persaingan, ketakutan, kekurangan, dan drama nan tidak ada gunanya — juga dikenal sebagai langkah nan salah untuk memasuki bumi kencan. Inilah nan tidak dikatakan oleh pengisi suara; “Nantikan terus untuk memandang siapa nan bakal mendapatkan mawar 'terakhir' itu dan siapa nan bakal dijauhi dan dikucilkan dari grup lantaran mereka tidak cukup baik.” Anda punya bercanda. Apakah Anda memerlukan penelitian untuk mengetahui seberapa jelek perihal itu mengacaukan emosi orang?

6. Singkirkan sampah dan cari sesuatu nan lebih baik

Jika Anda serius mau menemukan alias menciptakan lebih banyak cinta dalam hidup Anda, matikan salurannya dan alihkan daya Anda ke perihal nan lebih positif. Tempatkan diri Anda di tempat nan dahsyat di mana Anda mengetahui nilai Anda dan berterima kasih berada di tempat Anda saat ini. Jika Anda tidak tahu gimana memulainya, hubungi saya untuk berkonsultasi alias temukan pembimbing alias konselor berkualifikasi nan sesuai dengan Anda. Inilah masalahnya, dan ini bisa membikin Anda takut alias bergairah, Anda belum tentu menarik apa nan Anda inginkan dalam suatu hubungan. Anda menarik siapa diri Anda dan apa nan Anda yakini mungkin bagi Anda. Jika Anda menginginkan sesuatu nan lebih baik, terserah Anda untuk melakukan apa nan diperlukan untuk menjadi lebih baik. Paling tidak, mematikan saluran dan meluangkan waktu untuk Anda bakal menjadi awal nan baik ke arah nan benar. Semoga berhasil, dan semoga Anda mendapatkan semua cinta nan layak Anda dapatkan.

Cerita Terkait Dari YourTango:

TERKAIT: Apa Arti Romantis Menurut Pria?

Dave Elliott adalah pembimbing hubungan, ahli perilaku manusia, dan penulis Formula Tangkap Pertandingan Anda. Dia telah muncul di beragam media dan publikasi, termasuk eHarmony, PopSugar, Latina, Psych Central, dan Fox Information, dan banyak lainnya.

Selengkapnya
Sumber Kabar SekitarKita
Kabar SekitarKita