ARTICLE AD BOX
Bandung Barat | SekitarKita.id,– Harga cabe merah di Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat mengalami lonjakan nan signifikan dalam beberapa hari terakhir jelang bulan suci Ramadhan 2024.
Menurut pemantauan SekitarKita.id terbaru, nilai cabe merah keriting telah mencapai Rp. 100.000 per kilogram, meningkat dari nilai sebelumnya nan berada di kisaran Rp. 80.000 per kilogram.
Sementara itu, cabe merah besar juga mengalami kenaikan nilai menjadi Rp. 90.000 per kilogram, dibandingkan dengan nilai sebelumnya nan sebesar Rp. 86.000 per kilogram.
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
Salah seorang pedagang pasar Tagog Padalarang, Subur (50) mengatakan, tidak ketinggalan, cabe rawit merah juga tidak luput dari lonjakan harga, mencapai Rp. 110.000 per kilogram, naik dari nilai sebelumnya nan berada di level Rp. 78.000 per kilogram.
“Bawang merah dan bawang putih juga mengalami kenaikan dari awal nilai di kisaran Rp. 25.000 per kilogram sekarang mencapai nomor Rp. 30.000 per kilogram,” kata Subur saat ditemui dilokasi pada Rabu (06/03/2024).
Ia menyebut, kenaikan nilai ini diyakini dipengaruhi oleh beragam faktor, termasuk kondisi cuaca nan tidak menentu, pasokan nan terbatas, dan permintaan nan tinggi, terlebih menjelang bulan suci Ramadhan.
Dijelaskan dia, kenaikan nilai cabe dianggap sebagai perihal nan lumrah. Para pedagang pun mengakui bahwa lonjakan nilai cabe menjelang bulan puasa adalah sesuatu nan biasa terjadi.
“Kalau mau dekat-dekat puasa memang biasa naik. Harga dari sananya kan memang naik, jadi kami menyesuaikan,” ucap dia kembali.
Kenaikan nilai cabe ini menjadi perhatian serius bagi konsumen, terutama mereka nan berjuntai pada cabe sebagai salah satu bahan utama dalam memasak.
“Kalau pembeli berkurang, mudah-mudahan pas satu hari menjelang puasa (papajaran) pembeli mulai rame,” jelasnya.
Subur mengatakan, pemerintah setempat diharapkan untuk mengambil langkah-langkah nan diperlukan untuk mengendalikan kenaikan nilai cabe dan menjaga stabilitas nilai di pasar.
“Kenaikan nilai cabe bisa berakibat pada nilai produk-produk olahan makanan dan minuman nan menggunakan cabe sebagai salah satu bahan baku utamanya, konsumen saya banyak dari UMKM lokal nan memang bahan bakunya cabe pada ngeluh,” ujar dia.
Sementara itu, Rudi (42) penduduk Baloper, Padalarang mengatakan, pihaknya juga keluhkan nilai sembako jelang Ramadhan melambung tinggi.
“Biasa jika mau puasa pasti kaya gini naik semua pada naik, kemarin beres sekarang cabai, bawang merah dan bawang putih, lieur da,” keluh Rudi.
Ia merasakan betul kondisi sekarang, himpitan ekonomi serba susah ditambah penghasilan bulanan nan tidak menentu, Rudi berambisi ada kebijakan dari pemerintah.
“Pemerintah dan lembaga mengenai diharapkan untuk memantau dan mengambil langkah-langkah nan diperlukan untuk menjaga stabilitas nilai dan kesiapan cabe merah di pasar,” tandasnya.