8 Kebenaran Jujur tentang Pernikahan yang Saya Pelajari dari Terapis Saya

Sedang Trending 3 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX

Kalau Anda belum pernah kumpul di settee milik orang asing dengan sekotak tisu di pangkuan, menangis sejadi-jadinya sementara itu seorang laki-laki ramah tersenyum tanpa menghakimi alias mengkritik, maka Anda tidak tahu apa nan Anda lewatkan.

Setelah beban kecanduan opiat suami saya menakut-nakuti bakal mencekik saya alias membikin saya gila — mana pun nan terjadi lebih dulu — dan setelah menemukan masalah kodependensi saya, saya secara tidak sengaja diarahkan ke seorang terapis pensiunan nan tinggal dalam jarak melangkah kaki dari rumah saya. Saya sangat memerlukan bantuan, dan saya tetap tidak percaya keberuntungan saya menemukan seorang terapis perihal nan paling cocok untuk masalah spesifik saya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dia tidak hanya bekerja di bagian perawatan kecanduan sepanjang puluhan tahun, namun dia juga mempunyai upaya terapi pasangan dengan istrinya. Pria ini telah menjalani sejumlah besar pernikahan, hubungan nan baik dan buruk, dan telah memberikan konseling kepada ratusan pasangan (andai tidak lebih) sejauh kariernya dan dia tidak pernah malu untuk berbagi pengalaman hidupnya dengan saya.

Sebagai seseorang nan menikah sangat muda dan berjuang untuk mengetahui di mana “tugas sebagai istri” saya berhujung dan di mana tanggungjawab saya terhadap kesejahteraan saya berawal, saya memerlukan bimbingan. Saya tidak hanya diberi ruang nan kondusif untuk melampiaskan, menangis, dan mengomel, namun saya meninggalkan setiap sesi dengan setidak-tidaknya satu frasa alias kesadaran nan sangat menyentuh hati saya.

TERKAIT: 12 Pelajaran nan Dipelajari Sejumlah besar Pasangan di Usia Lanjut

Berikut adalah 8 kebenaran tentang pernikahan nan sangat jujur ​​yang saya pelajari dari terapis saya:

1. Cinta adalah tentang timbal balik

Di permukaan, orang mungkin saja mencemooh pernyataan seperti itu. Cinta tidak berjuntai pada apa nan kita mendapatkan kembali, bukan? Cinta tidak menghitung skor, tidak memerlukan hadiah apa pun, bukan? miskin. Tetapi, arti cinta nan paling mendasar — ​​peduli terhadap kesehatan, kebahagiaan, dan kesejahteraan seseorang daripada diri kita sendiri — semestinya berkarakter timbal balik. Andai Anda berada dalam hubungan di mana Anda selalu memberi, memberi, memberi sampai titik kelelahan, dan umpama Anda tidak merasa penting, diperhatikan, alias apalagi dianggap, maka ada perihal lain nan terjadi selain cinta.

Meski demikian timbangan tidak selalu seimbang, Cinta dalam pernikahan haruslah saling timbal balik. Ini adalah konsep nan sangat mendasar namun membantu untuk menempatkan segala sesuatu dalam perspektif tentang apa nan saya berikan vs. apa nan saya terima.

2. Kekerasan tidak selalu terlihat jelas

Pernyataan lugas nan mengubah hidup saya. Saya menghabiskan lebih dari 5 tahun dalam pernikahan nan penuh kekerasan dan saya sama sekali tidak memahaminya. Dia tidak pernah memukul saya, tidak pernah membentak, tidak pernah memanggil saya dengan julukan nan menyakitkan — tetapi kekerasan itu ada di sana, tersembunyi di kembali argumen dan pembenaran saya atas perilakunya. Terkadang dibutuhkan perspektif objektif dan eksternal untuk mengungkap kebenaran nan tidak mau Anda melihat.

Apa saja tanda-tanda kekerasan nan tidak kentara? Satu studi melaporkan bahwa tanda-tanda tersebut bisa berupa rasa takut untuk menyampaikan tidak kepada pasangan, pasangan nan tidak mengakui kesalahannya, dan kritikan.

TERKAIT: 5 Fakta Mengejutkan tentang Pernikahan nan Terus menerus Disalahpahami sebagai 'Masalah'

3. Anda tidak dapat menjadi pendukung dan pelaksana pada situasi nan sama

Hal ini terjadi dalam konteks kecanduan suami saya dan kecenderungan saya untuk memberi dorongan untuk, namun perihal ini juga bertindak dalam pernikahan dan pengasuhan anak saya. Menegakkan batas dan patokan tidaklah mudah (terutama bagi seseorang seperti saya, nan mau terus-menerus memberi dorongan untuk dan mencintai semua orang dalam kehidupan saya), namun perihal ini penting. Dan, tidak, tidak mungkin saja untuk menjadi penegak dan sistem pendukung pada saat nan serentak.

4. Tidak semua hubungan dimaksudkan untuk memperkuat lama

Berikut ini adalah realita pahit nan melampaui semua sumpah “hingga maut memisahkan kita”. Terapis saya mempunyai sejumlah besar contoh, beberapa berkarakter pribadi, beberapa profesional, tentang hubungan nan kudu segera diakhiri.

Beberapa hubungan berkarakter racun dan merusak dan terkadang hubungan sampai titik di mana tak ada lagi nan dapat dipelajari, tak ada lagi langkah untuk tumbuh bersama, dan kudu segera dilepaskan. Itu tidak menjadikan hubungan itu kandas — kita belajar sesuatu darinya — itu hanya membikin hubungan itu berakhir.

5. Ketertarikan bentuk bukanlah segalanya

Hanya karena secara historis saya paling tertarik pada laki-laki nan rusak dan suka membawa beban bukan berfaedah saya ditakdirkan berbareng mereka; itu hanya berfaedah saya mungkin saja tidak sesehat nan saya duga. Ketika terapis saya memberi tahu saya bahwa hubungan nan paling sehat baginya adalah nan berasal dengan minim alias tanpa “percikan”, awalnya saya merasa sedih. Bagaimana Anda dapat berada dalam hubungan nan tak ada panasnya, tak ada kembang api? Tetapi dari perspektif pandang nan lebih bijak, “percikan” tidak selalu menjadi lampu hijau. Bahkan, dalam sejumlah besar kasus, itu dapat menjadi jalur bahaya.

Dalam hubungan di masa depan, saya bakal bertanya pada diriku sendiri Mengapa Saya tertarik pada laki-laki tertentu sebelum mempercayai organ reproduksi saya. Seperti nan disebutkan observasi, daya tarik bentuk membikin Anda berhasil, namun tidak bisa membikin Anda tetap di meja. Perlu ada perihal nan lebih agar hubungan berhasil.

TERKAIT: 11 Garis Dia Bukan Orang nan Tepat Untukmu (Maaf)

6. Kamu tidak bakal pernah dapat mencintai seseorang hingga Anda mencintai dirimu sendiri.

Kalimat ini lebih mirip dengan, “Apakah Anda telah menyadari bahwa Anda sebetulnya tidak bisa mencintai siapa pun hingga Anda mencintai diri sendiri terlebih dahulu?” Seakan-akan mencintai diri sendiri adalah penanda di tengah-tengah perjalanan menuju pemikiran sehat nan sesungguhnya, penanda nan dalam perihal apa pun bakal saya lewati.

Tentu saja, saya mengangguk, mengingat klise nan sangat acquainted nan diucapkan semua orang berpikir mereka mengerti. Jujur saja, butuh waktu enam bulan untuk secara sadar mempraktikkan cinta diri sebelum saya menyadari kedalaman pernyataan itu.

Setelah menemukan sikap nan lebih lembut dan penuh kasih sayang terhadap diri saya sendiri, saya bisa memahami gimana lainnya manusia butuh dicintai. Di luar cinta romantis, cinta kontraktual, cinta keras, cinta aku-mencintaimu-tapi-aku-tidak-menyukaimu, ada prinsip sejati dari CINTA murni — dalam segala kehangatan dan kelembutannya, cinta nan hanya dapat dimengerti melalui pengalaman. dari diri ke diri.

7. Tidak semua orang bisa memberimu cinta nan layak Anda mendapatkan

“Apakah dia bisa mencintaimu?” terapisku bertanya suatu hari nanti. Itu adalah pertanyaan nan terus menerus kutanyakan, saat saya merenungkan masa lalunya nan buruk, kecenderungannya nan kasar, dan penyakit nan membuatnya egois dan manipulatif. Mungkin saja dia mencintaiku dengan langkah terbaik nan dia dapat, namun apakah itu cukup?

Setelah bertanya pada diri sendiri pertanyaan ini dalam keheningan, jawabannya adalah sesuatu nan selalu saya ketahui, jauh di lubuk hati. Mungkin saja kita kudu segera berakhir bertanya kepada pasangan kita, “Apakah Anda mencintaiku?” dan mulai mempertanyakan apakah mereka bisa mencintai kita seperti itu. Kami Definisikan cinta.

Cerita Keterkaitan Dari YourTango:

Hanya karena dia memahami cinta secara berbeda, dan hanya karena dia mempunyai tembok tertentu nan menghalangi cinta sejati untuk menembusnya, tidak membuatnya menjadi orang jahat. Ini bukan masalah pribadi, namun juga bukan masalah saya untuk memperbaikinya.

8. Hal terbaik nan bisa Anda lakukan untuk family Anda adalah menjadi sehat.

Terapis saya tidak mendefinisikan “sehat” berasas nomor BMI alias pola makan tertentu. Kesehatan, sebaliknya, adalah mempunyai pikiran nan jernih, batas nan kuat, dan perspektif nan santuy dalam menjalani hidup. Dan menjadi sehat, dari arti tersebut, memberi kita keahlian untuk memberikan nan sangat baik bagi pasangan dan anak-anak kita.

8 Kebenaran Jujur tentang Pernikahan nan Saya Pelajari dari Terapis Saya Proyek Saham RDNE / Pexels

Andai Anda merasa merasakan depresi alias kekhawatiran akibat kekerasan emosional nan berkelanjutan, Anda tidak sendirian. KDRT bisa terjadi pada siapa saja dan bukan gambaran siapa Anda alias kesalahan apa pun nan telah Anda lakukan. Andai Anda merasa mungkin saja dalam bahaya, tersedia support 24/7/365 melalui Hotline KDRT Nasional dengan menghubungi 1-800-799-7233. Andai Anda tidak bisa berbincang dengan aman, kirim SMS LOVEIS ke 1-866-331-9474.

TERKAIT: 31 Pelajaran Cinta nan Saya Pelajari dengan Cara nan Sulit (Agar Anda Tidak Perlu Melakukannya)

Michelle Horton adalah penulis lepas dan ahli media sosial nan mendirikan situs internet Early Mama. Ia menulis tentang advokasi, peran ibu, perceraian, dan hubungan.

Selengkapnya
Sumber Kabar SekitarKita
Kabar SekitarKita