ARTICLE AD BOX
Banyak orang takut membikin komitmen terhadap cinta dan pernikahan. Kita hidup di bumi nan serba bisa di mana one evening stand mudah dilakukan, jadi kita menghindari mengabdikan diri pada cinta. Namun, banyak orang nan jatuh cinta dan berkomitmen sampai maut memisahkan mereka – dan bersungguh-sungguh. Sebagian besar merasa terikat kehormatan dengan komitmen nan mereka buat. Namun kenapa beberapa orang bisa berkomitmen untuk mencintai orang lain seumur hidup sementara nan lain mengalami begitu banyak kesulitan?
Pasangan suami-istri sukses nan kami wawancarai berbincang tentang lima tantangan nan membikin komitmen menjadi sebuah tantangan.
TERKAIT: 5 Cara Kecil Anda Berubah (Menjadi Lebih Baik) Saat Anda Sedang Jatuh Cinta
Lima pasangan menikah lama nan kami wawancarai berbincang tentang lima tantangan nan membikin komitmen menjadi menantang:
1. Komitmen memerlukan cinta timbal balik.
Dicintai secara mendalam saja tidak cukup, Anda juga kudu melakukannya membalas cinta nan mendalam sebelum komitmen seumur hidup dapat dibuat. Memiliki kekuatan untuk mencintai tanpa keberanian untuk melakukannya sama seperti singa pengecut Penyihir Oz. — hanya ketika dia berkomitmen untuk menjadi berani dia dapat menggunakan kekuatannya secara efektif. Pernikahan nan sukses nyaris sama dengan perihal itu.
Foto: Maruco By way of Shutterstock
2. Komitmen seumur hidup hanya bisa dilakukan pada sahabat.
Friedrich Nietzsche pernah mengemukakan pendapat itu pernikahan nan tidak senang bukan disebabkan oleh kurangnya cinta tapi lantaran kurangnya persahabatan. Tidak ada perihal nan lebih betul nan pernah dibicarakan tentang pernikahan nan sukses. Anda tahu, orang nan menjadi komitmen Anda, pertama-tama dan terutama, haruslah sahabat Anda. Anda tidak dapat membikin komitmen seumur hidup kepada seseorang nan hanya Anda cintai. Komitmen semacam ini dibuat kepada mereka nan kita anggap sahabat kita! Ketika kita bertanya kepada pasangan suami istri nan sukses siapa sahabat mereka, mereka nyaris selalu menjawab pasangannya.
TERKAIT: 12 Alasan Pernikahan Penting Untuk Kesejahteraan Anda Secara Keseluruhan
3. Komitmen terhadap pernikahan merupakan keputusan nan tidak dapat diubah.
Berkomitmen pada orang lain seumur hidup juga memerlukan tekad Anda untuk membikin “keputusan nan tidak dapat diubah”, seperti kata Alfred Adler. Adler melanjutkan dengan mengatakan, “(…) contoh nyata dari cinta dan pernikahan nyata (…) tidak memungkinkan )…) laki-laki alias wanita (untuk) memikirkan pelarian. Tidak ada satu pun tugas nan serius dan krusial kehidupan apakah kita mengatur liburan seperti itu?” Seseorang nan menginginkan pernikahan nan sukses tidak bisa menjanjikan komitmen seumur hidup kepada seseorang nan mereka cintai sembari merencanakan pelarian, pada saat nan bersamaan. Komitmen sejati tidak dapat diubah!
4. Komitmen seumur hidup kudu dibuat selagi tetap ada ketidakpastian.
Jika Anda menunggu untuk berkomitmen sampai Anda tidak ragu lagi, perihal itu tidak bakal pernah terjadi. Salah satu dari kami kutipan favorit adalah oleh Rollo May. Saat kami duduk di bangku pascasarjana mempelajari bagian konseling, kami banyak mengenal beliau, dan kami sangat menyukai apa nan ditulisnya, terutama nan ini: “Hubungan antara komitmen dan keraguan sama sekali bukan hubungan antagonistik. Komitmen paling sehat jika tidak tanpa keraguan tetapi meskipun ada keraguan.” Sederhananya, jika Anda berpikir bakal ada momen dalam hubungan nan sedang berkembang ketika Anda bakal berkata, “Saya tidak meragukannya, jadi saya bersedia membikin komitmen seumur hidup,” lupakan saja! Itu tak bakal pernah terjadi. Jika Anda menunggu momen itu tiba, Anda tidak bakal pernah berkomitmen untuk mencintai siapa pun seumur hidup.
TERKAIT: 17 Cara Mudah untuk Merusak Pernikahan nan Sangat Baik
5. Komitmen terhadap manusia lain kudu konsisten.
Ini bukan proposisi nan terus-menerus. Komitmen pada seseorang nan Anda cintai dan anggap sebagai sahabat Anda tidak bisa ada di sini hari ini dan lenyap besok. Dalam pernikahan terbaik, ada konsistensi dalam komitmen. Cinta dan persahabatan bisa menjadi panas dan dingin, dari waktu ke waktu, namun komitmen terhadap orang nan Anda cintai kudu menjadi perihal sehari-hari. Komitmen berkarakter selamanya; ini bukan “di udara”.
Jatuh cinta dengan orang lain itu mudah, namun berkomitmen untuk mencintainya selamanya adalah perihal nan susah bagi sebagian orang. Kami suka menggunakan istilah “di udara” (seperti filmnya) lantaran beragam alasan, terutama lantaran istilah tersebut dengan tepat menggambarkan perjuangan nan dialami banyak orang dalam kemitraan seumur hidup. Di atas udara tentu mengingatkan kita bakal sulitnya bekerja keras dengan satu orang. Namun kenapa beberapa orang merasa begitu susah untuk berkomitmen pada cinta?
Cerita Terkait Dari YourTango:
Pasangan suami istri nan senang dari tujuh benua telah berbagi cerita dengan kami tentang cinta mereka satu sama lain. Mereka menggambarkan gimana mereka membentuk komitmen terhadap hubungan mereka, serta gimana mereka memutuskan seberapa besar mereka mencintai satu sama lain dan bakal menghabiskan hidup bersama.
Meskipun beberapa pasangan pada awalnya mengalami kesulitan dengan masalah komitmen, mereka menemukan langkah untuk melewatinya dan memasuki hubungan seumur hidup nan memuaskan dengan orang nan mereka cintai.
TERKAIT: 7 Tanda Kecil Konselor Pernikahan Anda Memberi Anda Nasihat Buruk
Charles dan Dr. Elizabeth Schmitz adalah master cinta dan pernikahan terkenal serta banyak penulis pemenang penghargaan. Buku terlaris mereka, Membangun Cinta nan Abadimemberi pembaca pointers nan berwawasan luas dan praktis dari ribuan pasangan menikah nan bahagia.
YourTango dapat memperoleh komisi hubungan jika Anda membeli sesuatu melalui tautan nan ditampilkan dalam tulisan ini.